Jurnalis Inggris Tewas Dibunuh setelah Hilang  selama Sepekan di Brasil

Otoritas menggiring tersangka pembunuhan jurnalis Inggris dan pakar suku terasing. AP

PARBOABOA, Pematangsiantar - Pihak kepolisian Brasil pada Rabu malam waktu setempat mengatakan jika jurnalis Inggris Dom Phillips dan pakar suku terasing Bruno Pereira telah dibunuh. 

Dilansir Associated Press, Kamis (16/6/2022), seorang nelayan mengaku telah membunuh kedua pria itu dan mengarahkan polisi ke tempat di mana ia menguburkan jasad mereka. 

Phillips dan Pereira dinyatakan hilang pada 5 Juni lalu. Otoritas setempat telah melakukan pencarian jauh ke tengah hutan Amazon selama lebih dari sepekan. 

Tim pencari tiba di Lembah Javari, dekat perbatasan Peru dan Kolombia, dengan membawa kantung jenazah menuju pelabuhan di Kota Atalaia de Norte. 

Otoritas setempat mengatakan pihaknya bakal melakukan autopsi guna memastikan apakah jasad yang mereka temukan itu memang benar mayat dari Phillips (57) dan Pereira (41). 

Dalam konferensi pers yang digelar di Kota Manaus, polisi menjelaskan secara detail apa yang terjadi kepada kedua korban dan menyebut pelaku telah ditahan. 

Pelaku disebut bernama Amarildo da Costa de Oliveira, alias Pelado (41). Otoritas juga mengatakan ada beberapa orang lagi yang akan ditangkap terkait pembunuhan ini. 

Penyelidik Federal, Eduardo Alexandre Fontes, kepada wartawan menyebut jika Pelado, yang berprofesi sebagai nelayan, mengaku membunuh Pereira dan Phillips dengan menggunakan senjata api. 

"Tak mungkin kami dapat menemukan lokasi (jenazah) dengan cepat tanpa pengakuan (pelaku)," kata Guilherme Torres, polisi Negara Bagian Amazonas. 

Menurut Torres, jika jasad itu telah terkonfirmasi sebagai Phillips dan Pereira, maka akan diserahkan kepada keluarga mendiang. 

"Kami menemukan jenazah-jenazah itu tiga kilometer di dalam hutan," lanjut Torres. Butuh waktu 1 jam 40 menit bagi tim penyelamat pergi ke sana melalui sungai dan 25 menit lagi untuk mencapai lokasi di mana jasad keduanya dikuburkan. 

Torres mengatakan jika perahu korban belum ditemukan. Namun pihaknya menduga perahu itu disembunyikan oleh mereka yang terlibat pembunuhan. 

"Mereka meletakkan tanah berkarung-karung di perahu itu agar tenggelam," katanya. Menurut tim penyelidikan, mesin perahu itu juga telah dicabut. 

Laporan hilangnya Phillips dan Pereira pertamakali disampaikan oleh pemimpin suku terasing. Namun sang pemimpin suku tidak diikutsertakan oleh polisi saat pencarian jasad para korban. 

Presiden Brasil Jair Bolsonaro, yang sering mengritik jurnalis dan pakar suku terasing, menuai kecaman karena pemerintah tidak cepat bertindak mengangani kasus ini. 

Dalam sebuah wawancara pada Rabu, Bolsonaro malah sempat mengritik Phillips dan menyebut bahwa penduduk lokal tidak menyukainya dan ia seharusnya lebih berhati-hati di wilayah itu. Bolsonaro melontarkan pernyataan itu tanpa memberikan bukti. 

Pereira dan Phillips terakhir kali terlihat sedang menggunakan perahu di sungai dekat Lembah Javari, yang merupakan wilayah suku terasing. 

Daerah itu sering menjadi lokasi konflik antara nelayan, pemburu liar, dan agen-agen pemerintah. 

Menurut keterangan anggota suku terasing yang saat itu sedang menemani Phillips dan Pereira, Pelado sempat menodongkan senapan ke arah mereka sehari sebelum keduanya hilang. 

Otoritas menyatakan, hasil penyelidikan telah mengarahkan mereka kepada jaringan internasional yang membayar para nelayan miskin untuk menangkap ikan secara ilegal di konservasi alam Lembah Javari. Lembah itu merupakan wilayah kedua terbesar bagi suku terasing. 

Pereira sebelum meninggal sering melakukan operasi untuk menghentikan penangkapan ikan ilegal. Para nelayan yang tertangkap akan ditahan, didenda dan disita peralatannya. Hanya suku terasing yang diperbolehkan memancing di sana. 

Editor: -
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS