PARBOABOA, Korsel - Korea Selatan dan Amerika Serikat menggelar latihan udara gabungan pada awal pekan ini, tanpa pemberitahuan publik saat ketegangan antar dua negara di semenanjung Korea memanas.
Sebuah laporan yang disampaikan seorang pejabat militer Korsel pada Senin (1/11), latihan gabungan ini akan dilakukan selama 5 hari tanpa pengumuman dan tanpa pemberian nama.
Laporan kantor berita Yonhap News Agency menyebut sekitar 100 pesawat dikerahkan oleh masing-masing negara, termasuk jet tempur F-15K dan KF-16 milik Korsel dan jet tempur F-16 milik AS. Namun tidak ada perlengkapan militer maupun tentara dari AS yang ikut dalam latihan gabungan itu.
Latihan militer gabungan AS dan Korsel bukan pertama kalinya dilakukan. Sebelumnya sebuah latihan yang dinamai “Vigilant Ace” digelar dan diikuti ribuan tentara dan ratusan jet tempur.
Namun demi menyukseskan negosiasi antara AS dan Korut untuk melucuti nuklir di negara pimpinan Kim Jong Un itu, latihan gabungan sudah jarang dilakukan sejak 2017.
Tampaknya Korea Utara menolak perundingan yang ditawarkan Amerika dan kerap melakukan uji coba rudal dan senjata nuklir. Yang terbaru Korut mengklaim telah berhasil menembakkan rudal balistik dari kapal selam.
Korut diketahui memandang latihan militer di Korsel sebagai latihan perang, dan memutuskan saluran hotline antara kedua Korea ketika kedua negara sekutu itu menggelar latihan militer pada Agustus lalu.
Utusan AS untuk Korut, Sung Kim, mengecam uji coba terbaru Korut sebagai 'mengkhawatirkan dan kontraproduktif' dalam kunjungannya ke Seoul, pekan lalu, dan mendorong Pyongyang untuk menerima tawaran berunding.
Korut sejauh ini menolak tawaran AS, dan menuduh AS juga Korsel menerapkan 'standar ganda' dengan mengkritik program persenjataannya sambil berbicara soal diplomasi dan memicu ketegangan dengan aktivitas militer mereka sendiri.