PARBOABOA, Jakarta - Kurs rupiah berhasil mempertahankan posisi di level Rp15.185 per dolar AS pada Kamis (10/8/2023) sore. Mata uang Indonesia ini menguat 5 poin atau 0,03 persen dari perdagangan sebelumnya.
Sementara itu, kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia (BI) menunjukkan rupiah berada pada angka Rp15.204 per dolar AS.
Dilansir dari antaranews.com, Pengamat pasar uang, Ariston Tjendra menjelaskan bahwa penguatan rupiah terjadi menjelang pengumuman data inflasi konsumen AS untuk bulan Juli 2023 yang dijadwalkan rilis malam ini.
"Data ini (yang bakal dirilis) akan memberikan persepsi baru soal masa depan kebijakan moneter AS. The Fed menegaskan bahwa kebijakan selanjutnya akan bergantung dengan data-data ekonomi terbaru," tuturnya, Kamis (10/8/2023).
Tjendra melanjutkan, apabila angka inflasi menunjukkan penurunan di bawah 3,0 persen (sesuai dengan data bulan Juni 2023), maka hal ini berpotensi melemahkan dolar AS karena The Fed dapat mempertimbangkan pelonggaran kebijakan suku bunga yang tinggi.
Sebaliknya, jika inflasi naik di atas batas tersebut, maka kemungkinan kebijakan yang lebih ketat dapat diantisipasi.
Di kawasan Asia, mata uang tampaknya mengalami pergerakan bervariasi. Yuan China menguat sebesar 0,02 persen, yen Jepang melemah sebesar 0,06 persen, won Korea Selatan menguat sebesar 0,04 persen, peso Filipina melemah sebesar 0,03 persen, dan baht Thailand menguat sebesar 0,01 persen.
Kemudian disusul dolar Hong Kong yang menguat sebesar 0,06 persen dan dolar Singapura yang menguat sebesar 0,04 persen pada penutupan perdagangan sore ini.
Di sisi lain, mata uang utama dari negara-negara maju umumnya berada dalam zona penguatan. Euro Eropa menguat sebesar 0,39 persen, poundsterling Inggris menguat sebesar 0,32 persen, dan franc Swiss menguat sebesar 0,47 persen.