PARBOABOA - Hari Bela Negara adalah pengingat bahwa mencintai tanah air harus diwujudkan dalam tindakan nyata.
Tantangan yang dihadapi bangsa saat ini memang berbeda, tapi intinya tetap sama, yakni bagaimana kita mempertahankan kedaulatan.
Dari ancaman siber hingga radikalisme, semua butuh peran aktif kita. Tidak perlu langkah besar untuk berkontribusi. Mulailah dari hal kecil seperti menjaga lingkungan, menyebarkan informasi yang positif, atau membantu sesama.
Sejarah Hari Bela Negara tak lepas dari perjuangan heroik di masa penjajahan. Di Bukittinggi, Sumatera Barat, suasana pagi tampak biasa saja.
Tapi siapa sangka, di balik keseharian itu, sebuah langkah besar untuk menyelamatkan bangsa sedang direncanakan.
Di tengah situasi genting karena Agresi Militer Belanda II pada akhir 1948, Sjafruddin Prawiranegara muncul sebagai sosok yang mengambil tanggung jawab besar.
Belanda saat itu melancarkan serangan ke Yogyakarta, ibu kota Indonesia, dan menangkap Presiden Soekarno serta Wakil Presiden Mohammad Hatta.
Dengan lumpuhnya pemerintahan, Indonesia menghadapi ancaman serius atas keberlangsungan kemerdekaan.
Sjafruddin, yang berada di Sumatera Barat, memutuskan untuk mendirikan Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI).
Langkah ini adalah pesan kuat kepada dunia bahwa Republik Indonesia masih berdiri dan tidak menyerah. PDRI bukan hanya menjadi simbol perlawanan, tetapi juga motor penggerak diplomasi dan perjuangan.
Dalam kondisi komunikasi yang terbatas, Sjafruddin berhasil mengoordinasikan perlawanan rakyat di berbagai daerah, sekaligus menjaga pengakuan internasional terhadap eksistensi Indonesia.
Selama lebih dari enam bulan, PDRI menjalankan fungsi pemerintahan dengan segala keterbatasan. Para pejuang bergerak dari satu tempat ke tempat lain untuk menghindari penangkapan, tetapi semangat mereka tetap kokoh.
Akhirnya, perlawanan rakyat yang terkoordinasi memaksa Belanda untuk mengakui kedaulatan Indonesia pada akhir 1949 melalui Konferensi Meja Bundar.
Setelah kemenangan ini, PDRI dibubarkan, dan pemerintahan kembali berjalan normal di Yogyakarta.
Perjuangan PDRI adalah bukti nyata bahwa semangat bela negara bukan hanya milik para pemimpin, tetapi juga seluruh rakyat yang bahu-membahu mempertahankan kemerdekaan.
Untuk mengenang peristiwa besar ini, 19 Desember resmi dijadikan Hari Bela Negara melalui Keputusan Presiden Nomor 28 Tahun 2006.
Hari ini adalah momen refleksi sekaligus inspirasi bagi generasi masa kini untuk menanamkan rasa cinta tanah air di hati mereka.
Rekomendasi Lagu Bertema Bela Negara
Beberapa lagu nasional bisa jadi penyemangat di Hari Bela Negara. Lagu-lagu ini bukan hanya enak didengar, tapi juga mengandung pesan mendalam tentang cinta tanah air dan semangat juang. Berikut lima pilihan yang relevan:
- "Hari Merdeka" oleh Husein Mutahar
Lagu ini sering dinyanyikan pada perayaan kemerdekaan dan selalu berhasil menggugah rasa bangga sebagai bagian dari bangsa Indonesia:
"17 Agustus tahun 45, itulah hari kemerdekaan kita. Hari merdeka, nusa dan bangsa, hari lahirnya bangsa Indonesia..."
Dengan nada yang penuh energi, lagu ini membawa semangat kemerdekaan yang tidak pernah padam.
- "Garuda Pancasila"
Lagu ini menegaskan nilai-nilai dasar negara dan mengajak kita untuk berkorban demi bangsa:
"Garuda Pancasila, aku lah pendukungmu. Patriot proklamasi, sedia berkorban untukmu."
Liriknya sederhana namun memiliki pesan yang kuat tentang pentingnya menjaga persatuan dalam keberagaman.
- "Bangun Pemudi Pemuda" oleh Alfred Simanjuntak
Lagu ini adalah panggilan langsung bagi generasi muda untuk berperan aktif dalam pembangunan bangsa:
"Bangun pemudi pemuda, Indonesia. Tangan bajumu singsingkan untuk negara."
Pesannya jelas: generasi muda adalah harapan bangsa, dan mereka harus terus berkarya demi masa depan yang lebih baik.
- "Bagimu Negeri" oleh Kusbini
Lagu ini menggambarkan pengabdian total kepada bangsa dengan lirik yang singkat tapi penuh makna:
"Bagimu negeri jiwa raga kami."
Kesederhanaan liriknya justru menyimpan makna mendalam tentang kecintaan pada tanah air. Lagu ini sering dinyanyikan dalam acara resmi sebagai bentuk penghormatan kepada bangsa.
- "Indonesia Pusaka" oleh Ismail Marzuki
Lagu ini adalah pujian terhadap keindahan dan kebanggaan akan tanah air:
"Indonesia tanah air beta, pusaka abadi nan jaya."