Menanti Stadion Sepak Bola yang Ramah Anak di Kota Medan

Pemerintah Kota Medan, Sumatra Utara akan merenovasi Stadion Teladan dalam waktu dekat. (Foto: PARBOABOA/Anugrah Andriansyah)

PARBOABOA, Medan - Pemerintah Kota Medan, Sumatra Utara akan merenovasi Stadion Teladan dalam waktu dekat. Renovasi stadion yang terkenal sebagai markas tim sepak bola PSMS Medan itu nantinya akan disesuaikan dengan standar internasional. 

Pembangunannya menggunakan APBN di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dengan sistem multi tahun (multiyears). Renovasi stadion bahkan ditargetkan rampung di 2024 mendatang.
 
Bagi penikmat sepak bola, renovasi Stadion Teladan Medan bak oase di gurun pasir. Bukan tanpa sebab, lapangan olahraga yang dibangun pada 1952 itu sudah sangat usang, jika dibandingkan dengan stadion di kota-kota besar lainnya di Indonesia. Belum lagi fasilitas Stadion Teladan yang hanya seadanya saat ini.

Di tengah oase tersebut, masyarakat pun menaruh harapan tinggi terhadap rencana renovasi stadion yang nantinya akan menjadi kebanggaan kota itu, terutama pada prinsip-prinsip penegakan hak asasi manusia (HAM) seperti ramah anak dan bebas asap rokok. Apalagi di era sepak bola modern, anak-anak kerap menghadiri pertandingan olahraga yang paling populer di dunia tersebut.

Salah seorang masyarakat Kota Medan, Saut F Naibaho berharap Stadion Teladan nantinya mampu menjadi tempat yang ramah anak dengan bebas dari asap rokok hingga nyanyian rasialisme pada saat menyajikan pertandingan sepak bola.

“Kalau bisa Stadion Teladan ramah terhadap anak. Anggap saja menonton pertandingan sepak bola di Teladan seperti rekreasi bagi anak dan tempat anak belajar. Jadi kita tidak usah lagi nyanyian berbau SARA. Di stadion sepak bola itu kalau bisa jauh dari asap rokok,” katanya, Jumat (7/7/2023).

Saut yang akrab disapa Pak Baho ini mengakui Stadion Teladan saat ini masih jauh dari ramah anak. Ketakutan membawa anak untuk ikut menyaksikan pertandingan tim sepak bola kebanggaan pun kerap membayanginya. Oleh karenanya Pak Baho berharap renovasi Stadion Teladan juga memperhatikan prinsip ramah terhadap anak.

“Tidak ada lagi hal-hal negatif di dalam stadion. Anggap saja stadion itu seperti sekolah. Sekarang ada sekolah ramah anak. Atmosfer stadion juga bisa diubah seperti sekolah bagi kalangan anak-anak tempat edukasi. Sehingga orang tua tidak keberatan kalau anaknya pergi sendiri ke stadion untuk menyaksikan pertandingan sepak bola,” jelas dia.

Sementara itu, pemerhati anak, Retno Listyarti juga berharap renovasi stadion, tidak hanya di Stadion Teladan tapi di seluruh Indonesia bisa lebih memperhatikan prinsip ramah terhadap anak.

Ia juga mengingatkan pengelola stadion untuk membuat larangan merokok secara tertulis dan menindak tegas mereka yang melanggar larangan tersebut. Apalagi asap rokok tidak hanya berbahaya bagi anak, tapi juga bagi perokok pasif orang dewasa.

Terkait dampak kata-kata kasar atau kotor yang terlontar dari penonton dewasa dalam satu pertandingan sepak bola, eks komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) ini juga mengingatkan dampaknya pada anak-anak. Salah satunya anak dapat meniru apa yang mereka dengar.

"Karena perilaku anak hampir 70 persen adalah meniru lingkungannya. Mereka belajar bahwa cara menonton sepak bola adalah seperti itu. Kalau anaknya ingin dan memang juga pecinta sepak bola, maka orang tua tidak ada salahnya mengajak mereka menonton pertandingan. Kalau mendengar kata-kata kasar, maka bimbing anak bahwa itu tidak selayaknya dilakukan penonton, siapa pun dia," pungkas Retno.

Stadion di Indonesia Belum Ramah Anak

Parboaboa melakukan wawancara langsung dengan pengamat sepak bola sekaligus pemilik akun beken di Twitter, @MafiaWasit. Dia menyebut stadion di Indonesia belum layak didatangi anak-anak, sekalipun didampingi orang tua. 

Ketidaklayakan itu terlihat dari fasilitas di dalam stadion seperti tempat duduk yang masih berdempetan dengan penonton lain atau belum single seat.

Ketidaklayakan lainnya yaitu akses ke stadion banyak yang tidak bersahabat dan cenderung menyulitkan penonton terutama bagi anak. Belum lagi asap rokok dari suporter yang dapat membahayakan anak-anak.

"Fasilitas di dalam stadion enggak ramah anak. Bayangkan jika orang tua trauma, ingin mengajak anak menonton sepak bola tapi ternyata malah yang didapat adalah pelajaran memaki. Ditambah tribune penuh asap rokok, maka minimal orang tua akan melarang ke depan kembali ke stadion. Ada aturan saja dilanggar, bagaimana kalau enggak dibikin aturan," kata @MafiaWasit saat diwawancarai PARBOABOA, Jumat (7/7/2023).

Tidak hanya itu, @MafiaWasit juga mengingatkan agar pengelola stadion sepak bola di Indonesia meniru tempat wisata yang memiliki standar dan aturan dari untuk menjaga agar pengunjung nyaman dan betah.

Akun dengan ratusan ribu pengikut ini menambahkan, perlunya peran pemerintah, federasi, hingga operator liga, terutama dalam membuat regulasi baru guna mewujudkan stadion sepak bola ramah anak.

"Dalam hal fungsi pemerintah ini penting karena jika banyak keluarga membawa anaknya ke stadion untuk menyaksikan sepak bola, syukur-syukur pertandingan berkualitas, tidak ada pencak silat di lapangan. Maka ke depan akan banyak anak-anak Indonesia yang bercita-cita menjadi pesepak bola," sebutanya.

Editor: Kurnia
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS