Muncul Wacana Pembangunan Judi Kasino di Danau Toba

Kabid Humas Polda Sumut Kombes Pol Hadi Wahyudi saat memberikan keterangan kepada awak media. (Foto: PARBOABOA/Ari Bowo)

PARBOABOA, Medan - Kepolisian Daerah (Polda) Sumatra Utara (Sumut) merespons wacana pembangunan judi Kasino di Danau Toba oleh seorang investor yang mencetuskan 'Healing Entertainment' ala Genting Malaysia. 

Kepala Bidang (Kabid) Humas Polda Sumut, Kombes Pol Hadi Wahyudi mengungkapkan, Kapolda Sumut Irjen Pol RZ Panca Putra Simanjuntak dengan tegas melarang aktivitas perjudian di wilayah hukum di Provinsi Sumut ini.

"Segala bentuk perjudian dilarang di Sumut," katanya ketika dikonfirmasi Parboaboa lewat selular, Selasa (14/3/2023) sore

Hadi mengatakan, Polda Sumut bersama jajaran tengah gencar memberantas segala aktivitas perjudian di Sumut ini, apalagi memasuki bulan Ramadhan. 

"Perjudian ini penyakit masyarakat, yang harus ditindak tegas. Apa pun ceritanya, perjudian itu dilarang," imbuhnya. 

Polda Sumut juga memperingatkan pelaku perjudian yang masih nekat beroperasi secara diam-diam di pelosok Sumut untuk segera menghentikan usahanya. 

"Setiap laporan masyarakat yang mengetahui adanya aktivitas perjudian kita tindaklanjuti," tukasnya. 

Badan Otorita Danau Toba (BPODT) juga memberikan tanggapan terkait dengan wacana pembangunan 'Healing Entertainment' ala Genting Malaysia di Danau Toba. 

Direktur Bisnis Pariwisata dan Kelembagaan Kepariwisataan BPODT, Raja Malam Ukur Tarigan mengungkapkan wacana itu muncul dari salah seorang investor saat acara Investment Forum digelar BPODT di Kaldera Resort, di Kabupaten Toba, Sumut, Jumat (3/3/2023) silam. 

Ia mengatakan, wacana itu hanya sebagai masukan (saran) ke pihak BPODT dan tidak menjadi fokus dalam pencarian investor, karema saat ini yang dibutuhkan modal swasta untuk pembangunan hotel bintang 5 di kawasan Danau Toba.

Raja mengatakan, bila ingin disampaikan wacana itu, harus dikaji lebih dalam, terhadap efek kepada masyarakat. Karena, akan menimbulkan pro dan kontra di tengah masyarakat.

"Pasti ada kajian mendalam, apa lagi itu isu sensitif memperhatikan banyak kearifan lokal. Panjang lah, masih lama kali itu. Itu keinginan investor, itu nanti dulu, 20 tahun lagi, belum tentu juga," tukasnya. 

Editor: RW
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS