PARBOABOA, Tebing Tinggi - Sejak dibangun 2017, Pasar Induk Kota Tebing Tinggi, Sumatra Utara (Sumut), yang menelan dana Rp11,4 miliar dari Dana Alokasi Khusus (DAK) terlihat sepi dan terbengkalai.
Dari pengamatan Parboaboa Kamis (6/4/2023), Pasar Induk yang berlokasi di Jalan Kutilang, Kelurahan Lubuk Baru, Kecamatan Padang Hulu, Kota Tebing Tinggi, tidak terlihat adanya aktivitas masyarakat layaknya seperti pasar-pasar pada umumnya. Beberapa stand dan kios yang disediakan untuk pedagang, juga terlihat banyak yang kosong. Fasilitas pasar seperti kamar mandi juga lantainya sudah mulai berpecahan dan airnya tidak ada.
Salah seorang warga yang tinggal disekitar lokasi, Fajar (46) mengatakan, sepinya aktivitas pasar dikarenakan akses jalan menuju ke lokasi pasar cukup jauh dari kota dan pemukiman warga.
"Dulu karena jalan di sini masih rusak, makanya tidak ada warga yang mau ke pasar itu. Tapi setelah sudah diperbaiki, tetap sunyi juga," katanya saat ditemui Parboaboa.
Fajar menjelaskan, beberapa sarana pasar juga mulai berusakan karena tidak terawat dengan baik.
"Air tempias itu kalau sudah hujan, masuk itu ke dalam. Otomatis kan barang dagangan pedagang jadi basah. Siapa yang mau berjualan disitu jadinya," jelasnya.
Ia berharap kepada pemerintah terkait, segera melakukan perubahan agar pasar tersebut tidak menjadi bangunan yang sia-sia.
Terpisah, Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pasar Dinas Perdagangan, Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Kota Tebing Tinggi, Erwin JH Sitorus membenarkan atas sepinya kegiatan di Pasar Induk tersebut.
"Itu kemarin sudah sempat terisi kios-kios dan standnya. Tapi waktu kemarin itu kan infrastruktur jalan di situ hancur kali, makanya orang malas datang ke pasar itu. Sekarang sudah bagus jalannya, tapi penerangan jalannya yang belum ada," katanya.
Erwin mengungkapkan, bahwasannya pihaknya telah melakukan beberapa upaya untuk membuat Pasar Induk itu kembali bergairah.
"Kemarin itu sudah kita upayakan seperti membuat kegiatan suntik vaksin COVID-19 di situ, lalu membuat pasar murah bekerja sama dengan BRI (Bank Rakyat Indonesia). Tapi setelah itu kembali sunyi lagi," ujarnya.
Ia menambahkan, pihaknya juga telah mengajak dan membujuk beberapa pedagang untuk berjualan di Pasar Induk tersebut.
"Banyak yang menilai tempatnya tidak strategis. Sekarang tergantung Kepala Dinasnya la mau gimana dibuat. Karena dengan Kadis yang lama sudah kita upayakan. Iya sampai sekarang ini kita masih menunggu arahannya la bagaimana kelanjutannya pasar ini," pungkasnya.