Persaingan Bisnis Media Cetak, Media Penyiaran, dan Media Online di Indonesia

News (Foto: Kompasiana)

PARBOABOA - Dunia ini semakin lama semakin terlihat tiada batas. Contohnya, strategi konvergensi media cetak ke media online yang mengalami banyak perubahan dan perkembangan dalam dunia komunikasi massa.

Awalnya, masyarakat mendapatkan informasi ataupun berita melalui media lama seperti surat kabar, majalah, atau televisi. Namun, seiring berjalannya waktu, kini masyarakat mendapatkan informasi melalui media online yang dianggap lebih mudah diakses dan bersifat real time.

Akibatnya, media konvensional mulai ditinggalkan, khususnya media cetak seperti surat kabar (koran) dan majalah.

Metafora ini akan terlihat berbeda ketika kita memperbandingkan dengan ratusan tahun yang lalu, di mana kita dapat melihat bahwa kini kita bisa memperoleh informasi yang lebih banyak mengenai bangsa dan budaya asing disertai dengan akses yang lebih mudah dan cepat dalam memperoleh informasi tersebut.

Perubahan sosial ini terlihat dari struktur jaringan masyarakat kontras dengan masyarakat industri di abad ke-19 dan ke20. Kehadiran masyarakat informasi global ini merupakan efek yang melekat pada ekspansi teknologi digital di berbagai belahan dunia termasuk di Indonesia.

Menurunnya Pembaca Media Cetak

Pada 2017, kehadiran media cetak nampak kian terpuruk di kancah nasional maupun Internasional. Pasalnya, dengan perkembangan teknologi hardware dan software, kini pengguna bisa mengakses informasi dengan mudah melalui perangkat yang dimilikinya.

Akibat kemajuan teknologi, pembaca media cetak (koran, tabloid, majalah) kini menurun drastis. Hasil survey yang dilakukan Nielsen menunjukkan bahwa pembaca koran menurun secara signifikan, dari perolehan 28 persen pada kuartal pertama tahun 2005 menjadi hanya 19 persen pada kuartal kedua tahun 2009.

Meski begitu, beberapa perusahaan media cetak tetap berinovasi supaya media cetak tidak ditinggalkan pembaca.

Konvergensi Media Cetak ke Media Online

Kemudahan akses internet mempercepat pertumbuhan media massa baru bagi surat kabar, yaitu ikut terlibat membuat media online. Media online ini adalah versi online dari media cetak yang sudah dikembangkan selama puluhan tahun. Salah satunya Detik yang memulai rilis media Hampir online-nya sejak Juli 1998. Tak berselang lama, langkah yang diambil Detik diikuti beberapa media cetak lainnya.

Dengan demikian, dalam satu penerbitan media, muncul dua versi yaitu versi cetak dan versi online. Model inilah yang biasa disebut konvergensi media. Penerbitan versi online oleh perusahaan media cetak tentu saja dilandasi dengan beberapa alasan. Selain mengikuti tren, konvergensi juga dianggap salah satu solusi bisnis yang tepat bagi perusahaan media massa agar tidak tertinggal. 

Selain itu, kelemahan media cetak dalam hal distribusi juga merupakan salah satu penyumbang fakta besar mengapa media cetak kian hari makin terpuruk. Sedangkan versi online karena berbasis internet, jangkauan edarnya tidak terbatas.

Dengan demikian, terbitnya versi online adalah sebuah kebutuhan, bukan sekadar mengikuti tren belaka. Versi online akan terus dikembangkan sehingga bisa saling menguatkan sebagai konvergensi media. Versi cetak dan versi online berjalan seiring bersama untuk menjawab perkembangan zaman yang semakin berkembang. Sebagai surat kabar lokal, dengan melakukan konvergensi ini redaksi berharap akan semakin menambah kepercayaan khalayak.

Hadirnya teknologi digital dan internet merupakan salah satu determinan penting dalam memunculkan perangkat multimedia, seperti misalnya media cetak yang saat ini juga memiliki versi digital (online). Salah satu media cetak lokal Jogja yaitu Tribun Jogja telah memiliki versi digitalnya. Hal ini berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan arus informasi dan model komunikasi, baik dari segi produksi, distribusi maupun konsumsinya. 

Pola one way communication yang merupakan ciri media konvensional akhirnya terus bertransformasi menjadi two way communication dan pada gilirannya mengarah pada bentuk interaktivitas komunikasi (interactivity communication).

Kebutuhan terhadap interaktivitas komunikasi yang memungkinkan orang untuk berbagi sesuatu tanpa karakteristik delay inilah yang menjadi titik lemah teknologi konvensional dan sebaliknya menjadi salah satu dasar berkembangnya tren konvergensi. Konvergensi media membuat khalayak memiliki lebih banyak pilihan media dengan konten yang semakin beragam pula.

Pada tahun 2012, Indonesia tercatat menduduki peringkat delapan dalam penggunaan smartphone dengan estimasi 27 juta pengguna yang merupakan hasil dari peningkatan pertumbuhan 36 persen dari tahun sebelumnya. Fakta tersebut menguatkan asumsi bahwa pergeseran gaya hidup (life style) akibat paparan teknologi dengan platform konvergensi memang tidak terhindarkan. 

Ketika kaum pebisnis khususnya yang bergerak pada bidang media massa telah melihat peluang bagi penyatuan fungsi fungsi dari berbagai domain bisnis yang dimilikinya untuk memfasilitasi tren konvergensi. Perbincangan mengenai surat kabar menarik karena berkaitan dengan perkembangan teknologi analog menjadi digital. Berbagai bentuk media baru menjadi alternatif masyarakat untuk mendapatkan informasi. 

Fenomena terkini dari perkembangan media yaitu teknologi media yang memungkinkan terjadinya konvergensi teknologi media, telekomunikasi dan komputer. Jumlah pengguna komputer dan gadget untuk mengakses internet juga semakin bertambah seiring dengan kemudahan untuk mengaksesnya. Dengan begitu, waktu yang digunakan untuk menonton televisi atau membaca koran dan majalah otomatis menjadi berkurang.

Editor: -
TAG :
Baca Juga
LIPUTAN KHUSUS